Category: Berita

Pemkot Surabaya Telusuri Gorong-Gorong Peninggalan Belanda

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menelusuri gorong-gorong peninggalan Belanda dari kawasan Jalan Embong Malang sampai ke Pelabuhan Kalimas agar bisa memfungsikan kembali saluran yang dibangun pada masa lalu untuk menekan risiko banjir di pusat kota saat hujan deras turun.

Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Surabaya, Lilik Arijanto mengatakan, pihaknya memprioritaskan penelusuran gorong-gorong peninggalan Belanda di wilayah Blauran sampai Kranggan. “Karena setiap kali turun hujan di kawasan itu selalu banjir. Selama ini pembuangan di Bozem Morokrembangan. Di sana hulunya, jadi sangat jauh,” kata Lilik di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, Kamis (30/6/2022).

Kalau gorong-gorong Belanda di area depan Kranggandapat ditemukan, kata Lilik, penyudetan akan dilakukan untuk membelokkan aliran air ke gorong-gorong tersebut. “Jadi masuk ke situ nyambung ke Embong Malang lalu masuk ke rumah pompa Jalan Kenari,” katanya.

Lilik mengatakan, dinas tidak memiliki cetak biru bangunan Belanda, tetapi mendapat informasi Pemerintah Kolonial membangun gorong-gorong sampai ke area pelabuhan. Pada masa itu, sambung dia, gorong-gorong itu untuk digunakan oleh tahanan politik di Penjara Kalisosok untuk melarikan diri.

“Tempatnya sangat luas. Saat ini masih kami urut dari Embong Malang. Intinya saat ini mencari alternatif pembuangan menuju gorong-gorong Belanda,” kata Lilik.

“Gorong-gorong Belanda bisa kembali berfungsi seperti saluran di zaman dulu dan perlu dinormalisasi, pokoknya (bisa) signifikanlah hasilnya,” ucap Lilik menambahkan.

Dia mengemukakan, gagasan untuk menelusuri dan memfungsikan kembali gorong-gorong peninggalan Belanda sebenarnya sudah mengemuka sejak dulu. Namun, menurut Lilik, penelusuran baru dilakukan sekarang dengan membuka gorong-gorong di kawasan Jalan Embong Malang.

“Ujungnya sudah ketemu, tapi kalau sampai ke hulu harus diurut, karena di bawah jalan semua. Rata-rata saluran bangunan Belanda di tengah jalan semua,” kata Lilik.

Read More

DSDABM Surabaya Menargetkan Percepatan Penyelesaian Genangan Air di Kota Pahlawan Maksimal 20 Menit

SURYA.CO.ID, SURABAYA – Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya menargetkan percepatan penyelesaian genangan air. Paling lama, genangan air harus bisa diselesaikan maksimal selama 20 menit.

Hal ini masuk dalam Indeks Kinerja Operasional (IKO) yang menjadi kontrak kinerja dinas tersebut dengan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi.

Dalam kontrak kinerja ini, indikator penanganan penangan pada saat musim hujan didasarkan pada waktu surut yang harus rata-rata harus kurang dari 20 menit, setelah hujan berhenti.

Selain soal lama surut genangan, tinggi genangan ditargetkan juga maksimal kurang dari 30 cm dengan luasan genangan harus kurang dari 450 hektare.

”Target tersebut masuk dalam kontrak kinerja kami,” kata Kepala DSDABM Kota Surabaya, Lilik Arijanto, Kamis (16/6/2022).

Selain itu, dalam kontrak tersebut juga mewajibkan saluran berfungsi optimal (minimal 95 persen) dengan saluran harus terbebas dari sedimentasi lewat pengerukan sebanyak 4290 DT (ritase).

Selain normalisasi, pihaknya juga menargetkan dapat membangun saluran baru. Tahun ini, targetnya ada 303 saluran baru. Selain itu, jumlah koneksi saluran harus mencapai 24 lokasi pertahun.

”Setiap bulan harus tercapai itu minimal 4290 desiton/ritase. Setahun, targetnya 52 ribu desiton,” kata Lilik.

Terkait fasilitas jalan dan jembatan, 95 persen dari total di Surabaya harus berfungsi optimal.

Indikatornya, jalan dan jembatan tidak berlubang dan layak dilalui. Untuk saat ini, jalan yang dikelola oleh DSDABM sebanyak 1731 ruas, sedangkan untuk jembatan mencapai 390 buah.

“Target kami, sebulan harus melakukan perbaikan atau penanganan optimal dengan jumlah 200 lokasi perbulan,” ujar Lilik.

Waktu Penerbitan Persetujuan Teknis Drainase yang diterbitkan harus kurang dari 2 hari. Waktu tanggap itu, dihitung mulai sejak diterimanya permohonan baru atau diterimanya SKRK melalui SSW sampai dengan ditandatanganinya Rekomendasi Arahan Sistem Drainase setiap permohonan.

Kemudian, Sertifikasi Aset Tanah Dibawah Jalan sebanyak 1500 bidang.

“Ini adalah proses pensertifikatan aset yang tercantum dalam SIMBADA sampai dengan berkas diterima kantor pertanahan,” jelasnya.

Lilik menyampaikan, seluruh IKO tersebut telah ditandatangani oleh Wali Kota Eri Cahyadi. Bila seluruh target itu tidak tercapai, maka konsekuensinya ia bersama jajarannya akan mundur dari jabatannya.

”Apabila kami memberikan laporan yang tidak sesuai, ini membahayakan, Sehingga, laporan kinerja kami tidak hanya di atas kertas, tapi juga teruji di lapangan,” urainya.

”Misalnya, konektivitas jalan. Saya bilang bikin konektivitas di 3 lokasi, tapi ternyata di lapangan belum terhubung. Kami tak akan seperti itu,” imbuh Lilik.

Dalam kurun waktu lima bulan, DSDABM telah banyak menerima banyak pengaduan dari masyarakat. Mulai dari soal jalan berlubang hingga genangan air pasca hujan.

”Ada berbagai laporan yang masuk mulai surat pengaduan, hingga dari media. Laporan seperti itu paling lambat harus kami tangani 1×24 jam,” tandasnya.

 

 

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul DSDABM Surabaya Menargetkan Percepatan Penyelesaian Genangan Air di Kota Pahlawan Maksimal 20 Menit, https://surabaya.tribunnews.com/2022/06/16/dsdabm-surabaya-menargetkan-percepatan-penyelesaian-genangan-air-di-kota-pahlawan-maksimal-20-menit?page=2.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Cak Sur

Read More

Pemkot Minta Warga Tak Dirikan Bangunan Permanen di Atas Saluran

Bangga Surabaya – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya rutin melakukan kerja bakti di berbagai lokasi di Kota Pahlawan. Terutama lokasi-lokasi yang masih ditemukan genangan air pada saat musim hujan ini.

Biasanya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharin yang memimpin langsung kerja bakti tersebut. Berbagai dinas pun bahu-membahu mengikuti kerja bakti tersebut, termasuk yang dilakukannya hari ini di Jalan Barata Jaya, Kelurahan Baratajaya, Kecamatan Gubeng, Surabaya, Rabu (12/2/2020).

Saat kerja bakti itu, Wali Kota Risma menemukan berbagai bangunan permanen yang ada di atas saluran, sehingga jajaran Dinas PU Bina Marga dan Pematusan kesulitan untuk mengeruk saluran tersebut. Akhirnya, beberapa bangunan dan lantai permanen itu dibongkar. “Ini dibongkar aja,” kata Wali Kota Risma saat memimpin kerja bakti itu.

Setelah dibongkar, beberapa saluran itu dikeruk menggunakan alat berat dan ada pula yang dilakukan dengan manual, yang mana Satgas PU Bina Marga dan Pematusan turun langsung membersihkan lumpur yang ada di saluran itu. Bahkan, beberapa saluran juga diperdalam dengan menggunakan breker.

“Kalau sudah, tolong PMK itu disemprot. Satgas PU Bina Marga tolong minggir dulu,” katanya sambil meminta Dinas Pemadam Kebakaran untuk menyemprot saluran yang nyaris tersumbat itu.

Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Erna Purnawati juga menjelaskan, untuk lantai yang dibangun permanen itu, ada yang dibongkar dan ada pula yang nantinya akan dilubangi kotak-kotak. Hal itu penting untuk memastikan saluran air tidak tersumbat. “Beberapa ada yang dibongkar dan nanti juga ada yang hanya dilubangi, supaya tidak ada genangan lagi di sini,” kata Erna.

Sementara itu, Camat Gubeng Suprayitno mengatakan pada saat hujan lebat, daerahnya itu memang masih ada genangan. Setelah dicek beberapa salurannya ada yang buntu. “Nah, masalahnya banyak bangunan atau lantai permanen di atas saluran itu, sehingga Dinas PU Bina Marga dan Pematusan kesulitan untuk melakukan pengerukan,” kata dia.

Oleh karena itu, ia meminta kepada warga untuk tidak membangun lantai atau pun bangunan permanen di atas saluran, supaya lebih gampang dikeruk dan tidak buntu. Sebaliknya, apabila hal ini tetap dilakukan, maka bukan tidak mungkin lingkungannya itu akan tergenang ketika turun hujan lebat.

“Nanti kami akan menggalakkan sosialisasi itu kepada warga dan kami akan ajak warga untuk terus giat kerja bakti, supaya lingkungan di sekitar ini tidak lagi tergenang,” pungkasnya. (*)

Read More

Jelang Musim Hujan, Wali Kota Risma Pantau Beberapa Rumah Pompa dan Tanggul Sumberejo

Bangga Surabaya – Menjelang musim hujan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa rumah pompa, box culvert dan tanggul di Sumberejo, Kecamatan Pakal, Senin (02/12/2019). Upaya tersebut dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya genangan di beberapa kawasan saat musim hujan.

Lokasi rumah pompa yang pertama dikunjungi adalah Rumah Pompa Ikan Mungsing yang terletak di Jalan Ikan Mungsing, Kelurahan Perak Barat, Kecamatan Krembangan. Saat melakukan peninjauan, Wali Kota Risma didampingi Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP), Erna Purnawati, dan Kepala Bagian Adminstrasi Pembangunan, Robben Rico.

Selain melakukan pengecekan kondisi pompa air, Wali Kota Risma bersama jajarannya juga memantau saluran air yang ada di kawasan tersebut. Pihaknya juga memastikan, di lokasi itu ada penambahan rumah pompa sebanyak tiga unit.

“Rumah pompa yang baru ini berkapasitas 3 meter kubik per detik. Jadi jika ditotal semuanya mencapai 14,5 meter kubik per detik, dengan jumlah rumah pompa sebanyak tujuh unit,” kata Wali Kota Risma di sela-sela sidak.

Disamping itu, Wali Kota Risma juga ingin memastikan, bahwa semua rumah pompa di Surabaya sudah ada gensetnya. Sehingga, ketika sewaktu-waktu terjadi pemadaman listrik, langsung bisa dibackup dengan genset itu sendiri. “Karena sudah ada gensetnya, jadi tidak ada alasan listrik mati,” ujarnya.

Setelah meninjau Rumah Pompa Ikan Mungsing, Wali Kota Risma kemudian menuju lokasi sidak kedua, yakni pompa air Sumberejo yang terletak di Kelurahan Sumberejo, Kecamatan Pakal. Di tempat ini, wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini mengungkapkan, bahwa Pemkot Surabaya mempunyai lahan seluas 150 hektar.

“Kita bersyukur ada tanah aset pemkot. Kalau bangun tanggul dari konstruksi seperti beton mahal dan menghabiskan banyak anggaran, kami tidak punya uang. Makanya, kita bikin tanggul dari tanah,” lanjutnya.

Beberapa alat berat diterjunkan untuk mempercepat proses pembangunan tanggul di kawasan Sumberejo Surabaya | Humas Pemkot Surabaya

Menurutnya, dari lahan 150 hektare tersebut, sebagian tanahnya dikeruk untuk dibuat tanggul. Saat ini, tanggul yang sudah dibuat Pemkot Surabaya sepanjang tujuh kilometer. “Kurang lima kilometer lagi. Jadi total 12 kilometer,” jelasnya.

Wali Kota Risma menjelaskan,  di lokasi yang sama pihaknya juga sudah menyiapkan rumah pompa baru dengan  total kapasitas 6 meter kubik per detik. Dari total kapasitas itu, terdapat dua unit pompa air dengan masing-masing kapasitas mampu menyerap 3 meter kubik. “Jadi totalnya 6 meter kubik per detik,” jelasnya.

Selain rumah pompa dan tanggul, Wali Kota Risma mengaku, pihaknya juga membangun waduk dengan luas mencapai 1,5 hektar. Sedikitnya, ada enam waduk yang dibangun di lokasi tersebut. “Masing-masing waduknya seluas 1,5 hektar. Kita punya enam waduk di wilayah itu,” ungkapnya.

Setelah meninjau pembangunan Rumah Pompa dan tanggul di kawasan Sumberejo, Wali Kota Risma bersama jajarannya kemudian beranjak menuju lokasi sidak ketiga untuk memantau progres pembangunan box culvert di Jalan Raya Sememi, Surabaya Barat.

Wali Kota Risma mengakui, bahwa di tahun 2019 pihaknya telah menyelesaikan proyek box culvert di Jalan Raya Sememi sepanjang 2 kilometer. “Sebenarnya kontrak kami dengan pemborong mulai April tahun ini. Lalu selesai kontrak pada Agustus mendatang,” pungkasnya. (*)

Read More

Antisipasi Genangan, DPUBMP Revitalisasi Kawasan Sungai Kali Lamong

Bangga Surabaya – Memasuki musim hujan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) melakukan revitalisasi di sekitar kawasan Sungai Kali Lamong, guna mengantisipasi genangan di wilayah Surabaya Barat. Beberapa kawasan yang rawan terjadi genangan saat musim hujan, akibat luapan Sungai Kali Lamong diantaranya, wilayah Benowo, Raci, Sumberejo, dan Jurang Kuping.

Kepala Bidang Pematusan, Dinas PU Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya, Syamsul Hariadi mengatakan, untuk mengatasi genangan di Sumberejo, Pemkot Surabaya akan membangun tiga unit pompa dengan kapasitas masing-masing 3 meter kubik.

“Sehingga total 9 meter kubik. Namun, tahun ini kita beli satu pompa dulu,” kata Syamsul saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (6/11/2019).

Namun, karena Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menginginkan ada penambahan kapasitasnya hingga 5 meter kubik. Maka, pipa yang digunakan menyesuaikan dengan kapasitas tersebut.

Selain itu, Syamsul menyebut, langkah lain yang dilakukan untuk mengatasi genangan air di wilayah Surabaya Barat adalah dengan membangun bosem. Pembangunan bosem tersebut memanfaatkan Bekas Tanah Kas Desa (BTKD). Luasan tanah yang digunakan untuk bosem sekitar 2,2 hektar.

“Kita juga buat tangggul Kali Lamong. Sebetulnya kita buat tanggul itu sudah tiga tahun lalu. Tapi, kemarin jebol karena terlalu tinggi akhirnya terjadi banjir di Tambakdono,” urainya.

Syamsul mengungkapkan, panjang tanggul yang dibuat rencananya 8,5 kilometer. Saat ini yang sudah dibuat panjangnya mencapai 2,5 kilometer, dengan ketinggian 3 meter. Sesuai arahan Wali Kota Risma, ketinggian tersebut akan ditambah 1 meter di sisi-sisinya, sehingga nantinya diperkirakan ketinggian mencapai 4 meter.

“Mudah-mudahan kuat. Di beberapa titik yang kemarin jebol dipasang bronjong, batu kali yang diikat dengan kawat. Mungkin sekitar 100 meter pkai bronjong. Di titik-titik yang jebol dipasangi semua,” paparnya.

Ia menambahkan, dengan tanggul sepanjang 2,5 kilometer, bisa dibuat pintu air. Dengan terpasangnya pintu air, diperkirakan kawasan Tambakdono bebas luberan air dari Kali Lamong.

“Dengan adanya pintu air, air tidak bisa masuk areal pemukiman warga. Air di areal warga karena tidak bisa keluar juga, karena ada pintunya maka kita pompa. Jadi, warganya insyaallah tidak tergenang,” ujarnya.

Syamsul Hariadi mengatakan, pompa yang dibangun di area tanggul Kali Lamong melayani Cathment area (Daerah tangkapan air), mulai dari Benowo, Sumberejo, Sumber Jaya dan kawasan yang ada di SMPN 14 Surabaya.

DPUBMP menargetkan di tahun 2021, pembangunan tanggul, bosem dan pompa di sekitar Kali Lamong selesai. Dengan begitu, beberapa daerah rawan genangan yang ada di wilayah Surabaya Barat bisa teratasi. (*)

Read More

Tambah Tujuh Bozem di 2019, Total Luas Bozem di Surabaya Capai 147,5 Hektar

Bangga Surabaya – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berupaya menghadirkan solusi di setiap sudut permasalahan kota. Salah satunya dengan tidak berhenti menambah pembangunan bozem yang tersebar di berbagai wilayah untuk mengantisipasi banjir. Hingga saat ini, total bozem di Kota Surabaya sebanyak 72 dengan total luasan mencapai 147,5 hektar.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Erna Purnawati mengatakan pada tahun 2019 ini, pihaknya akan membangun tujuh bozem, yaitu Bozem Bundaran PTC di Kelurahan Prada Kali Kendal Kecamatan Dukuh Pakis, Bozem Kosagra di Kelurahan Medoakan Ayu Kecamatan Rungkut, Bozem Sumberrejo Kelurahan Sumberrejo Kecamatan Pakal, Bozem Rejosari Kelurahan Pakal Kecamatan Pakal, Bozem Bandarrejo Sememi Kelurahan Sememi Kecamatan Benowo, Bozem Waru Gunung Kelurahan Warugunung Kecamatan Karang Pilang, dan Mini Bozem Tambakwedi Kelurahan Tambakwedi Kecamatan Kenjeran.

“Tujuh bozem itu sudah ada yang proses dikerjakan dan masih rencana dikerjakan . Yang sudah proses dikerjakan seperti Bozem Bundaran PTC dan Bandarrejo Sememi, sedangkan yang lima bozem lainnya akan dikerjakan selanjutnya,” kata Erna ditemui di ruangannya, Selasa (2/4/2019).

Menurut Erna, dengan penambahan tujuh bozem itu, berarti nantinya Pemkot Surabaya sudah membangun sebanyak 72 bozem dengan total luasan mencapai 147,5 hektar. Ia juga menjelaskan bahwa volume masing-masing bozem itu berbeda-beda, tergantung lahan yang tersedia. “Dari 72 bozem itu, total volume mencapai 6.164.889 meter kubik,” tegasnya.

Ia juga menjelaskan bahwa lokasi-lokasi yang dipilih untuk membangun bozem itu bermacam-macam. Ada lahan yang sudah dibebaskan oleh Pemkot Surabaya, seperti lahan yang ada di bundaran PTC dan ada pula di fasum perumahan serta aset marinir. “Sekitar ada enam lahan yang tercatat aset marinir. Karena sudah diizinkan, meskipun di lahan marinir kita garap untuk bozem,” kata dia

Erna mengaku saat ini masyarakat sudah semakin sadar akan pentingnya bozem untuk menampung air pada saat hujan deras. Makanya, semakin banyak warga mengusulkan dan meminta supaya daerahnya dibangun bozem. Padahal, dulu banyak warga yang menolak pembangunan bozem itu karena berbagai alasan, termasuk alasan pembebasan tanah.

“Kalau sekarang sudah banyak yang sadar fungsi bozem. Malah sekarang ada warga yang meminta untuk dibuatkan jembatan dan gazebo di tengah-tengah bozem itu, sehingga bisa dijadikan tempat untuk memancing,” imbuhnya.

Erna juga menjelaskan bahwa pembangunan bozem-bozem itu dilakukan secara swakelola. Artinya, tidak dilelangkan seperti biasanya. Sebab, ia menilai apabila dilelang seperti biasanya akan memakan waktu panjang dan biayanya juga lumayan besar. “Jadi, temen-temen garap sendiri. Alat beratnya pun kita bagi,” imbuhnya.

Melalui cara ini, maka proses pengerjaan bozem itu bisa dipercepat. Bahkan, ia memperkirakan proses pengerjaannya hanya membutuhkan waktu sekitar dua sampai tiga bulan. “Apalagi, temen-temen garapnya hampir setiap hari, jadi bisa cepat diselesaikan,” ujarnya.

Ia memastikan bahwa pembangunan bozem di berbagai titik di Kota Surabaya ini untuk mengantisipasi terjadinya global warming yang sudah mulai dirasakan di belahan dunia, mulai dari banjir dimana-mana hingga bencana kekeringan. Tujuan itulah yang biasanya selalu disampaikan oleh Wali Kota Risma ketika meresmikan bozem di Surabaya.

“Makanya, Bu Wali juga selalu meminta supaya di kawasan bozem dibuat lebih hijau sehingga dapat terhindar dari kesan gersang dan panas,” pungkasnya. (*).

Read More

2018, Pemkot Surabaya Remajakan 14 Pompa dan Tambah 12 Genset

Bangga Surabaya â€“ Pemerintah Kota Surabaya terus berusaha mengantisipasi banjir di beberapa titik di Kota Surabaya. Bahkan, rumah pompa pun dimaksimalkan. Pada tahun 2018 ini, Pemkot Surabaya melalui Dinas PU Bina Marga dan Pematusan akan meremajakan dan menambah kapasitas 14 pompa yang ada di 56 rumah pompa di Kota Pahlawan.

Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pamatusan Erna Purnawati mengatakan 14 pompa itu akan menggantikan pompa-pompa yang sudah tua dan tidak bisa mengalirkan air 100 persen. Makanya, untuk memaksimalkan pompa itu harus digantikan dengan yang baru.

“Pompa-pompa yang akan diganti itu usianya sudah sekitar 20 tahunan, sehingga kapasitasnya sudah sangat berkurang dan biasanya hanya bisa mengeluarkan air seperempatnya,” kata Erna ditemui di ruang kerjanya, Selasa (13/3/2018).

Adapun 14 pompa yang akan diganti itu terletak di Jagir Kemilir, Simolawang, Gunungsari II, Grahadi, Balongsari II, Kebon Agung, Morokrembangan, Medokan Ayu Hilir, Kalisari, Kalibokor, Jeblokan, Tambak Wedi, Kenari, dan Bratang. Pemasangan pompa-pompa tersebut akan dilakukan secara bertahap.

“Hingga saat ini, pengadaan pompa itu sudah ada pemenangnya dan sekarang masih proses pemesanan oleh pemenang lelang,” kata dia.

Erna memastikan peremajaan dan penambahan kapasitas itu hanya dilakukan bagi pompa-pompa yang sudah tua, sehingga pada sebuah rumah pompa yang berjumlah 56 itu, hanya ada satu atau dua yang akan digantikan. Sebab, di sebuah rumah pompa itu, biasanya ada empat sampai lima pompa. “Jadi, tidak lantas diganti semuanya. Kami benar-benar pilih yang sudah tidak layak pakai dan sudah tua,” tegasnya.

Sedangkan untuk rumah pompa, Pemkot Surabaya sudah berencana menambah lima rumah pompa baru di beberapa titik di Kota Surabaya, seperti diKalimas, Kalianak, Sememi, Romokalisari dan Kali Perbatasan. Bahkan, untuk mengindari kesan kumuh di rumah pompa itu, Pemkot Surabaya sudah mempercantik rumah pompa dan pompa air itu dengan mengecat warna-warni.

Selain itu, Dinas PU Bina Marga dan Pamatusan juga akan menambah 12 unit genset untuk rumah pompa. Tujuannya, apabila terjadi listrik padam, maka bisa menggunakan genset itu, sehingga rumah pompa itu tetap bisa dioperasikan.

“Selama ini pemkot kan mengandalkan trafo listrik milik PLN, sehingga kalau trafo listrik itu padam, maka rumah pompa tidak bisa dioperasikan,” ujarnya.

Sementara rumah pompa yang sudah dilengkapi genset, hanya memiliki kapasitas 500 kva. Makanya, pada tahun 2018 ini, pemkot melakukan pengadaan 12 genset dengan dengan kapasitas yang lebih besar. “Rinciannya, 2 unit genset baru kapasitas 500 kva, 2 unit genset kapasitas 800 kva, dan 8 unit genset kapasitas 1000 kva,” imbuhnya. (*)

Read More

Menjelang Musim Hujan, Surabaya Genjot Pengerukan Lumpur

Bangga Surabaya – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berupaya menyiapkan berbagai hal untuk menghadapi musim hujan. Salah satunya pemkot semakin mengintensifkan pengerukan lumpur di sungai, kali dan juga saluran di Kota Surabaya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya Erna Purnawati mengaku rutin melakukan pengerukan lumpur di berbagai saluran. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi datangnya musim hujan, supaya tidak ada lagi genangan di Kota Surabaya.

“Sejak awal Januari kita rutin melakukan pengerukan lumpur saluran. Tapi menjelang musim hujan ini, kami makin meningkatkan pengerukan itu,” kata Erna, Kamis (11/10/2018).

Bahkan, Erna mengaku pengerukan sungai itu sudah diberlakukan sejak tahun 2011 silam. Hasil pengerukan itu kemudian digunakan untuk membangun fasilitas umum lainnya yang saat ini sedang dibangun, seperti pembangunan taman-taman, pembangunan buffer zone di  eks TPA Keputih dan juga untuk pembuatan tanggul.

“Dengan cara ini, kami bisa mengantisipasi genangan air dan juga bisa membangun infrastruktur lainnya di Surabaya,” tegasnya.

Erna mencatat, hasil pengerukan lumpur mulai Januari-Agustus 2018 sudah mencapai 82.399 kubik. Hasil lumpur yang dikeruk ini memang turun drastis dibanding tahun 2011 silam yang mencapai 214.615 kubik.

Penurunan ini bukan berarti Dinas PU Bina Marga dan Pematusan tidak bekerja, malah sebaliknya. Petugas Dinas PU Bina Marga dan Pematusan bekerja hingga 24 jam. “Kalau sekarang (jelang musim hujan) anak-anak bekerja 24 jam, bekerja terus mereka melakukan pengerukan,” kata dia.

Ia juga menjelaskan hasil pengerukan pada tahun 2012 yang mencapai 427.315 kubik, tahun 2013 sebanyak 254.995 kubik, tahun 2014 sebanyak 280.190 kubik, tahun 2015 sebanyak 257.115 kubik, tahun 2016 sebanyak 315.250 kubik dan tahun 2017 sebanyak 63.553 kubik.

“Hasil pengerukan hingga Agustus 2018 ini lebih banyak dibandingkan dengan tahun 2017 karena adanya penambahan dumptruk dan alat berat yang mengeruk dan mengangkut lumpur-lumpur itu. Total dump truk saat ini sebanyak 92 unit dan alat berat 63 unit,” tambah Erna.

Selain meningkatkan pengerukan, Pemkot Surabaya juga melakukan penambahan kapasitas rumah pompa, peninggian tanggul laut, dan penyelesaian proyek Box Culvert Jalan Raya Sememi. “Ada 17 rumah pompa yang kami tambah kapasitasnya,” ujarnya.

17 rumah pompa yang ditambah kapasitasnya itu adalah rumah pompa Jagir Kalimir, Simolawang, Gunungsari 2, Grahadi, Kebon Agung, Medokan Ayu Hilir, Kalisari, Kalibokor, Jeblokan, Tambak Wedi, Kenari, Bratang, Dinoyo, Kenjeran 1 dan Darmokali.

Masing-masing rumah pompa tersebut ditambah 3 meter kubik. Namun, untuk Morokrembangan ditambah dua pompa, masing-masing 3 meter kubik. Sementara untuk rumah pompa Balong 2, ditambah 5 meter kubik. “Saat ini, semuanya sudah hampir selesai, sekitar 99 persen,” pungkasnya.

Read More

Wujudkan Surabaya Ramah Pejalan Kaki, Parkir Jalan Wijaya Kusuma Digeser ke Tengah

The bodies were lying in the streets un-buried. All railroads and vessels carrying food and such things into the great city had ceased runnings and mobs of the hungry poor pillaging.

Read More
instagram default popup image round
Follow Me
502k 100k 3 month ago
Share